Jembatan Oprit di Parit Dua Diduga Dikerjakan Asal-asalan, Pengguna Jalan Ragukan Kualitas

Kuala Tungkal, Hajarnews.com — Proyek pembangunan oprit jembatan di kawasan Parit Dua, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat), menuai keluhan dari masyarakat. Warga menyoroti mutu pembangunan yang dinilai asal-asalan dan dikhawatirkan tidak akan bertahan lama.

Beberapa pengguna jalan yang rutin melintas di jalur tersebut mengungkapkan bahwa kondisi oprit sudah terlihat retak meski belum lama rampung dikerjakan. Selain itu, kualitas material yang digunakan juga disinyalir di bawah standar, ditambah pengerjaan yang terkesan terburu-buru demi mengejar target selesai.

Bacaan Lainnya

“Kita khawatir oprit yang dibangun ini cepat rusak. Padahal anggarannya besar, sayang kalau hasilnya begini,” ujar seorang warga setempat yang enggan disebut namanya, Minggu (13/07/2025).

Menurut warga, retakan di beberapa titik cukup jelas terlihat. Beberapa pengguna jalan juga sempat mendokumentasikan kondisi tersebut sebagai bahan laporan jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk audit.

Keluhan masyarakat semakin kuat karena pihak kontraktor pelaksana proyek hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Tim media yang mencoba mencari keterangan pun belum berhasil mengonfirmasi siapa penanggung jawab proyek.

Di sisi lain, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tanjab Barat, termasuk konsultan pengawas dan konsultan perencanaan proyek, juga belum memberikan keterangan resmi meski telah dihubungi beberapa kali.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, pembangunan oprit jembatan Parit Dua ini menelan anggaran sebesar Rp 700 juta, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tanjab Barat Tahun 2025. Besarnya anggaran menimbulkan pertanyaan publik, mengingat hasil pekerjaan di lapangan dinilai tidak sebanding dengan dana yang digelontorkan.

Masyarakat berharap pihak berwenang segera turun tangan memeriksa mutu pekerjaan, transparansi penggunaan anggaran, serta menindak tegas jika ditemukan indikasi penyelewengan atau pekerjaan di bawah spesifikasi.

“Kalau begini, kami sebagai pengguna jalan yang dirugikan. Oprit cepat rusak, akses jadi terganggu, dan dana rakyat terbuang sia-sia,” tegas warga lain.

Hingga berita ini diterbitkan, proyek tersebut masih menyisakan tanda tanya besar di mata publik. Warga pun menunggu ketegasan Pemkab Tanjabbar dalam menindaklanjuti laporan masyarakat.  (Tim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *