Ketua Komite SMAN 1 Kualatungkal Didampingi Aliansi Wartawan Sambangi Diskominfo
Kualatungkal, Hajarnews.com – Ketua Komite SMAN 1 Kuala Tungkal didampingi aliansi wartawan Tanjung Jabung Barat datangi Diskominfo, Jum’at (16/04/21).
Terkait kencangnya pemberitaan di beberapa media maupun medsos atas kegiatan silaturahmi yang dilaksanakan oleh para siswa/i SMA Negeri 1 Kuala Tungkal berdampak buruk terhadap citra dunia pendidikan di Tanjung Jabung Barat.
Hal ini dikarenakan kencangnya pemberitaan yang dilansir oleh beberapa media yang menuding acara tersebut sebagai acara “DUGEM”
Para orang tua siswa/siswi maupun pihak pihak terkait merasa sangat tersudutkan dan merasa trauma atas pemberitaan yang menyatakan acara silaturrahmi siswa/siswi SMAN I Kuala Tungkal tersebut sebagai acara “DUGEM”. Karena DUGEM adalah dunia gemerlap malam yang identik dengan alkohol, narkotika maupun asusila. Padahal video yang beredar 16 detik itu hanyalah merupakan luapan rasa suka cita para siswa/siswi yang telah menyelesaikan ujian akhir.
“Setelah berbulan-bulan kami hanya daring tanpa ada tatap muka disekolah, kami saling melepas rindu dan saling bercengkerama. Dan pada kegiatan tersebut kami hanya silaturahmi antara sesama siswa yang setelah kelulusan nantinya akan berpisah memilih jalan masing-masing,” ujar salah seorang siswa.
Menyikapi hal tersebut, Mardan Hsb selaku Ketua Komite SMAN1 Kuala Tungkal angkat bicara.
“Saya selaku pihak komite sekolah mewakili siswa/siswi maupun para wali murid meminta kepada rekan media untuk segera mengklarifikasi judul “DUGEM” dalam pemberitaan yang telah dilansir karena tidak sesuai fakta dan menimbulkan dampak yang sangat luas. Diantaranya, trauma physikis bagi para siswa/siswi dan wali murid serta mencoreng citra dunia pendidikan maupun daerah Tanjung Jabung Barat.
Berita kegiatan silaturrahmi para siswa/siswi SMAN I Kuala Tungkal yang dicap sebagai acara “Dugem” yang diprilis dan dipublish oleh beberapa media dengan tidak memperhatikan kode etik jurnalist dalam penulisan. Konotasi dari kata Dugem sangatlah buruk, yang mana hal itu menggambarkan persepsi negatif dunia malam. Sementara dalam kegiatan itu tidak ditemukan adanya penggunaan obat-obatan, Narkotika ataupun tindakan asusila. Tidak dipungkiri ada juga segelintir “rekan rekan jurnalist” yang menggunakan tulisan dengan kata kata “DI DUGA” ataupun kalimat kiasan yang lebih halus dan tidak memvonis tentang kegiatan yang dilakukan siswa – siswi itu,” tutur Mardan.
“Dalam kesempatan ini pula saya berharap kepada beberapa perwakilan wali murid untuk menyampaikan permohonan maaf kepada Bupati dan kepada Kepala Sekolah serta Majelis Guru, sebab atas viralnya kejadian ini jelas sudah memalukan nama Daerah Tanjabbarat dan para siswa serta alumninya, begitu juga para orang tua.
Saya memohon kepada dinas kominfo dan para aliansi jurnalis di Tanjabbarat untuk mendesak oknum wartawan terkait agar segera mengklarifikasi Kata Dugem dalam judul pemberitaannya, karena tidak sesuai fakta yang ada,” Tegasnya.
Mengacu terhadap permasalahan pemberitaan yang telah menimbulkan polemik dan menjadi pembicaraan yang hangat dikalangan masyarakat tersebut, diminta kepada para penggiat jurnalistik untuk selalu mengedepankan kode etik jurnalis dalam setiap penulisan pemberitaan, agar setiap berita yang dipublish dapat dipertanggung-jawabkan secara hukum maupun moral dan tidak menjadi preseden buruk bagi kinerja para jurnalis. (Chrisvanza).