Tanjab Barat, Hajarnews.com – Salah satu program unggulan 100 hari kerja Bupati Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat), Drs. H. Anwar Sadat, M.Ag, berupa pengadaan speed boat Ambulance Air, diduga tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya. Program yang diinisiasi untuk menjawab kebutuhan akses layanan kesehatan bagi warga di wilayah pesisir dan perairan terpencil itu kini justru terkesan terbengkalai.
Informasi yang dihimpun, speed boat ambulance yang dahulu dioperasikan dari Pelabuhan LLASDP Kuala Tungkal itu sudah tidak beroperasi. Bahkan, kondisinya dikhawatirkan hanya tinggal menunggu waktu untuk menjadi barang rongsokan, mengingat minimnya inisiatif perawatan dari instansi terkait.
Padahal, saat diluncurkan, ambulance air ini disambut antusias dan digadang-gadang sebagai solusi atas sulitnya rujukan medis dari daerah yang tidak memiliki akses darat yang memadai. Program ini juga menjadi bagian dari misi-visi Bupati Anwar Sadat saat menjabat di periode pertamanya.
Namun, kini program tersebut diduga kehilangan arah. Sumber internal menyebutkan, persoalan anggaran menjadi kendala utama yang menyebabkan kapal ambulance itu mangkrak. Minimnya alokasi biaya operasional dan perawatan memperburuk situasi, ditambah kurangnya koordinasi lintas sektor di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Ketika dikonfirmasi via pesan singkat WhatsApp, Kepala Dinas Kesehatan Tanjab Barat mengaku belum mengetahui secara pasti kondisi terkini ambulance air tersebut. “Sayo dak tau persis, yang penanggung jawab nyo Heri. Atau kalau di Dinkes bidang yankes (Pak Arsyad), kemaren sedang direhab apo sudah selesai atau belum, yang tau mereka,” ujarnya singkat.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Pembantu (Postu) di wilayah Tungkal V yang coba dikonfirmasi melalui panggilan telepon maupun pesan singkat tidak memberikan respons hingga berita ini ditayangkan.
Ketidakjelasan ini menimbulkan tanda tanya besar di masyarakat: apakah program pelayanan kesehatan yang semestinya menjadi penyelamat di daerah terpencil kini hanya menjadi proyek formalitas tanpa kelanjutan nyata?
Masyarakat pun berharap, Pemerintah Kabupaten Tanjab Barat segera mengambil langkah tegas dan transparan untuk menghidupkan kembali program ini, atau setidaknya memberi penjelasan terbuka atas nasib ambulance air yang dulu menjadi harapan besar layanan kesehatan di daerah perairan. (*)