Proyek Oprit Jembatan Diduga Asal Jadi, Publik Desak Komisi III Bertindak Nyata

Kuala Tungkal, Hajarnews.com  — Proyek Oprit jembatan menuju Pelabuhan Roro Kuala Tungkal kembali menuai sorotan. Diduga dikerjakan asal jadi, kualitas pekerjaan proyek tersebut dianggap jauh dari standar yang semestinya. Kondisi ini memicu kekhawatiran publik, namun tanggapan dari Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat), Albert Chaniago, dinilai tidak cukup tegas.

Albert Chaniago yang juga politisi Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan akan segera melakukan konfirmasi ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) terkait dugaan kerusakan pada proyek tersebut.

Bacaan Lainnya

“Kita akan konfirmasi ke dinas terkait, dan jika nanti ditemukan adanya kerusakan, apalagi proyek ini masih dalam masa pemeliharaan, kita akan minta dinas untuk memerintahkan rekanan agar segera memperbaiki,” ujar Albert saat dimintai keterangan oleh awak media pada Jumat (13/6/25) siang.

Namun, pernyataan tersebut justru dinilai lemah oleh sejumlah pihak. Mereka menilai, sebagai Ketua Komisi III yang memiliki fungsi pengawasan, Albert seharusnya mengambil langkah yang lebih tegas dan segera turun langsung ke lapangan bersama pihak terkait, seperti konsultan pengawas, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dan pihak kontraktor.

“Tanggapan beliau terkesan lemah dan seperti tidak berani mengambil sikap. Padahal secara aturan, Komisi III DPRD memiliki fungsi strategis dalam pengawasan pembangunan, khususnya di sektor infrastruktur. Seharusnya segera cek lokasi bersama semua pihak terkait, bahkan bila perlu melibatkan media agar proses pengawasan lebih transparan,” kritik beberapa pihak yang enggan disebutkan namanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, proyek Oprit jembatan tersebut diketahui sudah dicairkan anggarannya, meski hasil pekerjaan diduga dikerjakan asal-asalan.

Publik kini menanti ketegasan Komisi III DPRD Tanjab Barat dalam menindaklanjuti persoalan ini. Jangan sampai pengawasan yang lemah justru menjadi celah bagi kontraktor nakal untuk mengabaikan kualitas pembangunan yang seharusnya menjadi prioritas.  (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *